AWALNYA berani kemudian menangis ketakutan, inilah yang ditunjukkan peserta sunat massal yang digelar Pusat Diklat Mahasiswa (Pusdima) Politeknik Negeri (Polnes) Jl Cipto Mangunkusumo Samarinda. Bertempat di Studio Elektro Kampus Polnes, acara yang digelar Minggu (25/3) tersebut diikuti 63 peserta yang usianya berkisar antara 5-11 tahun.
Tidak sedikit yang menjerit ketakutan ketika hendak disuntik oleh tim penyunat yang berasal dari organisasi Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang sebagian besar anggotanya adalah mahasiswa akademi keperawatan dan fakultas kedokteran.
Salah satunya Rusdiansyah (11), warga Jl Bungtomo Samarinda Seberang. Ketika hendak disuntik, bocah tersebut tampak menutup matanya karena takut. Apalagi ketika jarum sunti mulai menembus kulitnya, teriakan terdengar dari mulutnya. "Aduh om sakit!," teriaknya yang kala itu datang bersama orangtuanya.
Bukan hanya Rusdiansyah, Reza (10) warga Jl Cipto Mangunkusumo Gang Masjid juga ketakutan saat hendak disuntik. Saking takutnya, ia bahkan meronta-ronta sehingga menyulitkan tim penyunat yang sebagian besar adalah wanita. "Aku nggak mau disuntik, sakiiit!" ungkapnya sambil menangis. Parahnya lagi, Reza tidak jadi disunat karena mengundurkan diri. Alasannya karena takut disuntik. "Aduh om saya takut sekali. Apalagi saya mendengar teman-teman yang lain berteriak kesakitan. Saya jadi tambah ketakutan," terangnya sambil menangis.
Sunat massal ini ujar Ketua Panitia, Jaka Satria digelar sebagai rangkaian acara dalam even bertajuk Semarak Pusdima 1428 H yang berlangsung 23-25 Maret.
Setelah disunat, peserta diberi paket bingisan yang isinya terdiri dari busana koko, uang, kalender, dan peci.
Selain sunat massal, dalam even ini digelar juga ruqyah massal, lomba nasyid, lomba kaligrafi dan lomba puisi. Asisten Direktur III Polnes Bidang Kemahasiswaan, Toyib ST menyebut, pihak akademik sangat mendukung kegiatan garapan Pusdima tersebut. "Saya mewakili Direktur mengaku sangat senang dan mendukung kegiatan ini. Bahkan kegiatan seperti ini harus dipertahankan agar terus digelar tiap tahun. Karena, kegiatan seperti ini dapat menyentuh masyarakat tidak mampu. Dan tentunya mendatangkan pahala. Kami sangat bersyukur mahasiswa mau melaksanakan kegiatan yang sifatnya membantu masyarakat seperti ini," katanya. (bm-2)